Terkait rencana akbar umat Islam yang akan melakukan demonstrasi besar-besaran pada tanggal 4 november nanti (4/11/2016), Presiden RI ke 6, Susilo Bambang Yudhoyono kabarnya sampai "turun gunung." Mengapa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mau melakukan hal tersebut, hingga kini SBY belum memberikan pernyataannya. Siang tadi, Selasa (1/11/2016), ia menemui Menteri Kordinator Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam), Wiranto di kantornya. Malamnya SBY menemui Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla di rumah dinas Wakil Presiden. Kunjungan tersebut adalah kunjungan pertama SBY, walaupun ia pernah dua periode menjabat Presiden, termasuk pada 2004-2009 lalu saat Jusuf Kalla masih berstatus wakilnya. Kepada wartawan usai menerima kunjungan SBY di rumah dinasnya, Jusuf Kalla mengakui dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu, keduanya membahas seccara intensif soal aksi pada 4 November mendatang. "Tentu kita bicara kondisi hari ini dengan harapan bahwa kejadian satu - dua hari mendatang, tanggal empat (November), dan juga pilkada, berlangsung aman, baik. Kalau ada hal-hal (tidak diinginkan), kita koordinasi lah," ujarnya. Hingga kini yang mengaku sebagai pelopor aksi 4 November adalah sejumlah tokoh muslim dan pimpinan organisasi masyarakat (ormas) Islam, yang berharap pemerintah mengambil tindakan tegas atas kasus penistaan agama yang diduga dilakukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Soal siapa dibalik tokoh dan ormas Islam tersebut, belum ada yang mau buka mulut.
Namun menurut Menteri Dalam Negri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, otak di balik aksi tersebut adalah kelompok yang berharap bisa mengusung seseorang menjadi calon presiden, dengan memanfaatkan momentum aksi oleh umat Islam. Partai yang dipimpin SBY sendiri saat ini Partai Demokrat, mengusung Agus Harimurti Yudoyono sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta, dengan berpasangan dengan Sylviana Murni. Sang Calon Gubernur, adalah putra sulung SBY, dan merupakan rival dari calon petahana, Ahok. Siapa dalang di balik rencana aksi 4 November, Jusuf Kalla tidak menjelaskan. Namun ia mengaku percaya bahwa pelakunya bukanlah SBY yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat itu. Ia mempercayai hal tersebut, walaupun dalam pertemuannya dengan SBY soal klarifikasi sama sekali tidak dibahas. "Tidak saya tidak percaya, kita tidak bahas itu, tidak," terangnya. Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu, SBY yang merupakan purnawirawan TNI AD bintang tiga itu sempat memberikan masukan kepada pemerintah, soal bagaimana sebaiknya mengantisipasi suatu masalah. Saat menjelaskan hal tersebut, Jusuf Kalla menyelipkan pernyataannya soal Partai Demokrat. "Jadi kemungkinan demokrat akan lebih soft (red: lembut), supaya jangan menimbulkan masalah-masalah,"ujar Jusuf Kalla tanpa penjelasan lebih lanjut.
Jusuf Kalla dalam kesempatan tersebut juga mengakui bahwa ia tidak khawatir dengan rencana aksi 4 November. Namun demikian pemerintah tetap harus berjaga-jaga, bila ada yang menunggangi aksi sehingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Terkait rencana aksi 4 November, Presiden Joko Widodo bahkan sampai menemui mantan rivalnya di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, Prabowo Subianto, di kediaman sang Ketua Umum DPP Partai Gerindra, di Hambalang, Jawa Barat, kemarin, Senin (31/10). SBY sendiri diagendakan untuk menggelar konfrensi pers pada Rabu pagi (2/11/2016), di kediamannya di Puri Cikeas, kabupaten Bogor, Jawa Barat. Belum jelas apa yang akan diumumkan SBY kepada masyarakat.
No comments:
Post a Comment