Sunday, November 20, 2016

Banyak Kader PDIP Tarik Dukungan, Ahok-Djarot Bakal Tumbang di Putaran Pertama



Pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat diperkirakan tersingkir pada putaran pertama Pilkada DKI Jakarta. Pasalnya, elektabilitas paslon petahana ini terus merosot, kini hanya tinggal 10,6 persen dan berada di urutan paling buncit. Sementara, pendukung PDIP bakal meninggalkan mantan Bupati Belitung Timur itu, pasca dirinya ditetapkan sebagai tersangka.

Sebelumnya Ahok sesumbar bakal menang hanya satu putaran. Pernyataan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini tampaknya tidak bakal terjadi jika melihat hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA. Pada survei terakhirnya, lembaga ini menyebut elektabilitas paslon petahana ini terus merosot, kini hanya tinggal 10,6 persen dan berada di urutan paling buncit.

Bila kondisi ini terus berlanjut, kata peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa di Kantor LSI, Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (18/11/2016),  bukan tidak mungkin Ahok akan langsung tergusur di putaran pertama Pilgub DKI 2017.

“Kami memiliki 'magic number', yaitu bila ada pasangan yang memiliki elektabilitas mencapai 35 persen, bisa diprediksi pasangan tersebut lolos ke putaran kedua.

Menurut Ardian, sebelum ada penetapan tersangka terhadap Ahok, elektabilitas nomor urut 2 itu unggul dibanding kedua pesaingnya. Ahok-Djarot mendapatkan 24,6 persen, sedangkan pasangan Agus-Sylvi dan Anies-Sandi mendapat masing-masing 20,9 persen dan 20 persen.

"Setelah ada penetapan tersangka dari kepolisian, elektabilitas Ahok-Djarot turun menjadi 10,6 persen dan berada di urutan paling buncit. Sementara, dua pasangan pesaing Ahok-Djarot melesat. Anies-Sandi di urutan pertama dengan 31,9 persen dan Agus-Sylvi menempel ketat di urutan kedua dengan 30,9 persen. "Sedangkan yang masih rahasia menurun, dari sebelumnya 34,5 persen menjadi 26,6," kata Ardian.

Survei terbaru LSI Denny JA dilakukan pada periode 31 Oktober-5 November 2016 dengan metode multistage random sampling. Jumlah responden sebanyak 440 orang, dengan wawancara tatap muka secara langsung menggunakan kuesioner. Margin of error kurang lebih 4,8 persen.‎

"Walaupun Ahok ditetapkan sebagai tersangka baru tanggal 15 November, kita menyelipkan poin pertanyaan, jika Ahok menjadi tersangka, mana pasangan yang akan anda pilih?," terang Ardian.

Tinggalkan Ahok

Adapun ‎hasil survei LSI juga menyebut banyak pendukung PDIP yang meninggalkan cagub Ahok setelah ditetapkan sebagai tersangka. Ardian mengatakan, Ahok kini ditinggalkan pendukung setianya, yakni; kelompok pendidikan tinggi, pendapatan tinggi dan pemilih dari kader PDIP.

"Pasca-penetapan tersangka, dukungan kepada Ahok hanya tinggal 10,6 persen. Ahok ditinggalkan oleh kelompok yang selama ini menjadi basis pendukungnya, seperti kelompok pendidikan tinggi, pendapatan tinggi hingga pemilih PDIP," kata Ardian Sopa.

Menurut Ardian hampir separuh pendukung PDIP diperkirakan tak akan memilih Ahok. Dari catatan LSI Denny JA, pendukung PDIP yang sebelum ada penetapan tersangka memilih Ahok sebesar 53,5 persen, kini tinggal 24,3 persen atau turun 29,2 persen.

"Bahkan lebih dari setengah pendukung PDIP meninggalkan Ahok setelah jadi tersangka. Turun 29,2 persen," ucap Ardian.

Ditepis

Menyikapi hal itu, timses Ahok-Djarot menepis hasil survei. Wakil Sekjen PDIP sekaligus Juru Bicara Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Eriko Sotarduga, mengatakan pendukung tetap solid. ia menilai tidak ada gerakan dari pendukung PDIP untuk meninggalkan Ahok.

"Kami tidak melihat itu. Struktural PDIP ada sampai tingkat RW (Rukun Warga) yang namanya anak ranting. Di tingkat RW itu kan satu RW 100 sampai 200 KK. Kami melihat tidak ada kecenderungan seperti itu yang tidak setuju bahwa tidak ada yang memilih pasangan kami (Ahok-Djarot)," kata Eriko saat dihubungi di Jakarta, Jumat (18/11/2016).

Terkait survei yang dilakukan oleh LSI Denny JA, Eriko mengatakan suatu lembaga survei haruslah transparan dalam hal pembiayaan survei serta jumlah responden yang di survei.

"Kalau survei yang baik itu seharusnya disampaikan, yang benar itu pertama respondennya harus merata minimum 10 orang per kelurahan. Pola surveinya seperti apa, di mana dilakukannya, siapa yang membiayai survei secara transparan," jelas Eriko.

"Kami menyampaikan perlu dibuat ketentuan bahwa survei harus ada ratingnya dan aturannya. Harus menyampaikan secara transparan laporan survei dan laporan keuangannya, dana melakukan survei," imbuhnya.

Kerja Keras

Adapun Bakal Calon Wakil Gubernur DKI, Sandiaga Salahudin Uno, menilai bahwa, ‎apapun yang diberitakan soal survei merupakan informsi yang akan terus diolah oleh timnya. Tentunya, lanjut Sandi, meski survei LSI menempatkan Anies-Sandi di nomor 1, hasil itu akan jadi motivasinya untuk terus berusaha dan bekerja keras lebih lagi.

"Hasil survei itu penting ya. Karna survei bisa menambah data-data kami sebagai kalibrasi sekaligus bahan pembanding," ungkapnya kepada Harian Terbit, saat dihubungi di Jakarta, Jumat (18/11/2016). [htc]

No comments:

Post a Comment