Aksi bom bunuh diri di areal Vodafone Arena, Turki, menyebabkan rasa sedih yang tidak hanya dirasakan bagi rakyat turki, tapi juga masyarakat dunia.
Ledakan bom pertama berasal dari sebuah mobil yang diduga menargetkan bus polisi. Sementara itu, ledakan kedua berupa aksi bom bunuh diri di taman Macka. Kedua ledakan di areal Vodafone Arena ini menyebabkan 38 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka.
30 korban tewas dalam ledakan tersebut adalah polisi yang berusaha mengepung pelaku bom bunuh diri, sisanya adalah tujuh warga sipil dan satu orang yang tak diketahu identitasnya.
Suleyman Soylu, Menteri Dalam Negeri Turki, dengan tegas mengatakan akan membalas serangan bom di Istanbul tersebut. Pemerintah Turki menganggap ledakan ini erat hubungannya dengan kelompok militan Kurdi yang di cap sebagai teroris.
“Cepat atau lambat kita akan membalasnya. Darah yang jatuh ini tidak akan dibiarkan mengering di tanah, tidak peduli berapa pun harganya, apa pun biayanya,” tutur Soylu saat pemakaman lima anggota polisi di markas polisi Istanbul, seperti dilansir sindonews.com, Senin (12/12/2016).
Ledakan bom pertama berasal dari sebuah mobil yang diduga menargetkan bus polisi. Sementara itu, ledakan kedua berupa aksi bom bunuh diri di taman Macka. Kedua ledakan di areal Vodafone Arena ini menyebabkan 38 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka.
30 korban tewas dalam ledakan tersebut adalah polisi yang berusaha mengepung pelaku bom bunuh diri, sisanya adalah tujuh warga sipil dan satu orang yang tak diketahu identitasnya.
Suleyman Soylu, Menteri Dalam Negeri Turki, dengan tegas mengatakan akan membalas serangan bom di Istanbul tersebut. Pemerintah Turki menganggap ledakan ini erat hubungannya dengan kelompok militan Kurdi yang di cap sebagai teroris.
“Cepat atau lambat kita akan membalasnya. Darah yang jatuh ini tidak akan dibiarkan mengering di tanah, tidak peduli berapa pun harganya, apa pun biayanya,” tutur Soylu saat pemakaman lima anggota polisi di markas polisi Istanbul, seperti dilansir sindonews.com, Senin (12/12/2016).
Sementara itu, Pemerintah Indonesia melalui Kementererian Luar Negeri juga telah memberikan peringatan dan imbauan pada warga negara Indonesia (WNI) yang hendak dan tengah berada di Turki.
Pemerintah meminta agar WNI yang berdomisili di Turki agar tetap tenang dan terus berkomunikasi dengan KBRI Ankara dan KJRI Istanbul. Bahkan, Kementerian juga menyediakan hotline khusus Perlindungan WNI yang dapat terhubung ke KBRI Ankara dan KJRI Istanbul.
Nomor hotline yang disediakan antara lain:
+62 812 900 700 26
+90 532 135 2298 atau + 90 533 812 0760 untuk menghubungi KBRI Ankara.
+90 531 453 0351 atau +90 531 983 1534 untuk menghubungi KJRI Istanbul.
Selain itu, bagi WNI yang akan melakukan perjalanan ke Turki, Pemerintah mengimbau agar terlebih dahulu memantau keamanan sebelum berangkat.
Pemerintah meminta agar WNI yang berdomisili di Turki agar tetap tenang dan terus berkomunikasi dengan KBRI Ankara dan KJRI Istanbul. Bahkan, Kementerian juga menyediakan hotline khusus Perlindungan WNI yang dapat terhubung ke KBRI Ankara dan KJRI Istanbul.
Nomor hotline yang disediakan antara lain:
+62 812 900 700 26
+90 532 135 2298 atau + 90 533 812 0760 untuk menghubungi KBRI Ankara.
+90 531 453 0351 atau +90 531 983 1534 untuk menghubungi KJRI Istanbul.
Selain itu, bagi WNI yang akan melakukan perjalanan ke Turki, Pemerintah mengimbau agar terlebih dahulu memantau keamanan sebelum berangkat.
No comments:
Post a Comment