Banyak anak-anak bisa mendapatkan sepatu baru setidaknya setahun sekali, itupun saat hari raya.
Terlepas dari sepatu itu masih layak dipakai atau belum rusak sama sekali, anak-anak tetap ngotot.
Biasanya anak terpengaruh bujukan iklan dan teman-temannya di sekolah.
Tapi banyak anak yang terpaksa memakai sepasang sepatu yang sama selama bertahun-tahun.
Anak-anak ini tidak bisa membeli sepatu baru dengan berbagai macam kondisi.
Biasanya faktor utama yang membuat seorang anak tak mengganti sepatu adalah karena memang masih layak dipakai atau kondisi keuangan yang tak mencukupi.
Hanya saja untuk kasus ini, sang anak tak dapat mengganti sepatunya yang sudah butut karena keluarganya tak mampu membeli yang baru.
Banyak anak yang tidak bersyukur dan menyadari betapa istimewanya mendapat sepatu baru.
Melansir lifedaily.com, sekelompok gadis yang berasal dari sekolah menengah Pullman di Washington, Amerika Serikat, melakukan tindakan yang tak terpuji.
Para gadis ini tanpa ampun mengintimidasi seorang anak berusia 12 tahun.
Terlepas dari sepatu itu masih layak dipakai atau belum rusak sama sekali, anak-anak tetap ngotot.
Biasanya anak terpengaruh bujukan iklan dan teman-temannya di sekolah.
Tapi banyak anak yang terpaksa memakai sepasang sepatu yang sama selama bertahun-tahun.
Anak-anak ini tidak bisa membeli sepatu baru dengan berbagai macam kondisi.
Biasanya faktor utama yang membuat seorang anak tak mengganti sepatu adalah karena memang masih layak dipakai atau kondisi keuangan yang tak mencukupi.
Hanya saja untuk kasus ini, sang anak tak dapat mengganti sepatunya yang sudah butut karena keluarganya tak mampu membeli yang baru.
Banyak anak yang tidak bersyukur dan menyadari betapa istimewanya mendapat sepatu baru.
Melansir lifedaily.com, sekelompok gadis yang berasal dari sekolah menengah Pullman di Washington, Amerika Serikat, melakukan tindakan yang tak terpuji.
Para gadis ini tanpa ampun mengintimidasi seorang anak berusia 12 tahun.
Memakai sepatu yang sudah sobek dan rusak, anak ini menjadi bahan bully-an bagi sekelompok gadis di sekolahnya.
Untungnya seorang bernama Sara datang melihat peristiwa buruk ini.
Sara yang tergolong sebagai siswi baru di sekolahnya melihat para senior mengintimidasi teman sekelasnya.
Sara sadar bahwa perilaku itu tidak dapat dibenarkan dan ia tak dapat berdiam diri.
Dengan niat baik, Sara ingin membantu teman sekelasnya tersebut.’
Saat pulang ke rumah hari itu juga, Sara langsung menemui ibunya.
Sara menceritakan apa yang terjadi di sekolahnya dan meminta izin untuk memberikan temannya beberapa sepatu miliknya yang sudah jarang dipakai.
Akhirnya Sara mengundang gadis itu ke rumah dan membiarkannya untuk memilih tiga pasang sepatu di lemari.
Temannya sangat senang dan sekarang ia bisa mengganti sepatunya.
“Saya sangat terganggu dengan peristiwa sebelumnya dan saya merasa itu benar-benar buruk.
Saya tidak ingin dia terus diperlakukan seperti itu,” ujar Sara.
Sara mungkin tidak berpikir bahwa tindakan yang telah dilakukannya adalah sebuah jasa yang luar biasa.
Untungnya seorang bernama Sara datang melihat peristiwa buruk ini.
Sara yang tergolong sebagai siswi baru di sekolahnya melihat para senior mengintimidasi teman sekelasnya.
Sara sadar bahwa perilaku itu tidak dapat dibenarkan dan ia tak dapat berdiam diri.
Dengan niat baik, Sara ingin membantu teman sekelasnya tersebut.’
Saat pulang ke rumah hari itu juga, Sara langsung menemui ibunya.
Sara menceritakan apa yang terjadi di sekolahnya dan meminta izin untuk memberikan temannya beberapa sepatu miliknya yang sudah jarang dipakai.
Akhirnya Sara mengundang gadis itu ke rumah dan membiarkannya untuk memilih tiga pasang sepatu di lemari.
Temannya sangat senang dan sekarang ia bisa mengganti sepatunya.
“Saya sangat terganggu dengan peristiwa sebelumnya dan saya merasa itu benar-benar buruk.
Saya tidak ingin dia terus diperlakukan seperti itu,” ujar Sara.
Sara mungkin tidak berpikir bahwa tindakan yang telah dilakukannya adalah sebuah jasa yang luar biasa.
Tapi ketika polisi setempat mendengar tentang perbuatan baiknya, para petugas ini senang dan berniat untuk memberi kejutan hadiah dengan mengirimkan es krim ke rumah Sara.
“Sebaiknya orangtua mengingatkan anak-anaknya tentang pentingnya berbuat baik, mulai dari rumah, sekolah, dan masyarakat.
Satu tindakan kecil dapat memiliki pengaruh yang luar biasa besar.
Kami bangga padamu, Sara!” ujar petugas Myklebust, Polisi dari kota Pullman.
“Sebaiknya orangtua mengingatkan anak-anaknya tentang pentingnya berbuat baik, mulai dari rumah, sekolah, dan masyarakat.
Satu tindakan kecil dapat memiliki pengaruh yang luar biasa besar.
Kami bangga padamu, Sara!” ujar petugas Myklebust, Polisi dari kota Pullman.
No comments:
Post a Comment