Adanya haters merupakan salah satu sisi dari kepopularitasan yang dimiliki oleh seorang artis. Hal tersebut juga terjadi penyanyi dangdut nyentrik, Jenita Janet.
Pedangdut yang mempopulerkan lagu Di-reject ini punya banyak pengalaman tidak mengenakkan dengan haters. Salah satunya adalah cuapan-cuapan yang menurutnya tak berdasar di berbagai akun sosial media yang ia miliki.
"Yang paling miris kadang-kadang orang melontarkan fitnah sampai menjatuhkan harga diri di medsos. Itu bisa menghancurkan masa depan dan reputasi seseorang. Sekarang mau ajak fans untuk tidak bully. Aku mau buktiin kalau orang yang di-bully bisa sukses," kata Jenita saat ditemui dalam acara Seleb On News di Gedung MNC, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jum'at (10/3) malam.
Wanita berusia 28 tahun ini juga menyambut baik aktivitas yang dilakukan oleh para artis guna menangkap para haters. Dan hal itu juga sempat dilakukannya.
"Efek jera harus bisa ditegakkan dari sekarang. Aku sempat capture orang-orang yang bully Janet. Sampai ada yang iseng bikin facebook pakai nama Janet dengan foto-foto yang tidak wajar," ucapnya.
Bukan itu saja pengalaman tak menyenangkan yang dialami oleh Jenita Janet selama menjadi penyanyi dangdut. Saat sekolah dulu ia sempat dikucilkan karena menjadi biduan dangdut hingga dilempar sampah bekas minuman.
"Dulu pas di sekolah pernah dikucilkan karena aku penyanyi dangdut. Sampai aku pernah dilempar sampah bekas minuman. Setiap pagi aku selalu lari kalau mau sekolah. Karena di depan gerbang sekolah (SMA) banyak anak-anak nongkrong yang suka bully aku."
Meski mengalami masa pahit di sekolah, ia tetap melanjutkan aktivitasnya belajar. Ia mengesampingkan segala yang diterimanya yang dianggapnya sebagai aksi iseng karena sekolah adalah hal yang penting baginya.
Kini Jenita sedang merencanakan kunjungan ke sekolah-sekolah guna mengurangi bullying yang ada pada remaja saat ini. "Aku ingin datang ke sekolah-sekolah untuk mengurangi bully. Karena aku punya pengalaman bullying. Jadi aku datang ke sekolah-sekolah untuk mensosialisasikan anti bullying," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment